Kopi Toratima sebagai bagian dari Kopi Sulawesi
*Pemahaman Awal
Kopi Toratima adalah kopi robusta khas Sigi, Sulawesi Tengah. Keunikan kopi Toratima terletak pada cara pemilihan biji kopinya. Biji kopi diambil dari lepehan binatang-binatang nokturnal yang memakan buah kopi di malam hari, seperti tarsius, kelelawar, tangali, dll.
Biji-biji kopi yang tertinggal di permukaan tanah ini kemudian diolah dan dijadikan kopi Toratima. Walaupun pada awalnya kopi Toratima hanya dikonsumsi masyarakat setempat sebagai suguhan tamu atau kegiatan adat, kopi Toratima kemudian menjadi sajian khas yang dijual ke pelbagai daerah di Sulawesi, seperti di Palu.
Warga dataran tinggi Gempu, Pipikoro, Sigi hampir semuanya menanam kopi. Sebanyak 19 desa di Sigi juga mendapatkan pendampingan sejak 2012 untuk mengembangkan produksi dan mutu kopinya.
Di daerah dataran tinggi Gempu, terdapat banyak kuskus kerdil yang memiliki peran serupa sebagaimana luwak dalam pembuatan kopi luwak. Bedanya, kuskus kerdil tidak memakan biji kopi, melainkan melepehkannya. Karena kuskus kerdil hanya memilih buah kopi matang terbaik, kopi pilihan kuskus kerdil ini dipercaya memiliki cita rasa yang istimewa.
*Asal Kata
Toratima berasal dari kata bahasa Kulawi yang artinya diambil atau dipungut dari tanah.
*Sejarah
Bagi masyarakat Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, kopi sudah menjadi komoditas utama sejak dua abad silam.
Pada tahun 1820-an, masyarakat Sulawesi Tengah sudah mulai berkebun kopi, terpengaruh oleh kebiasaan tanam yang diperkenalkan Belanda di Minahasa, Sulawesi Utara.
Akan tetapi, Belanda melarang warga lokal untuk turut menikmati kopi yang mereka tanam. Sebagai gantinya, warga mengumpulkan biji kopi sisa makanan hewan-hewan liar untuk kemudian mereka nikmati secara pribadi.
_____
Cat :
Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar