#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Kopi Basemah /Pagaralam
Sumatra Selatan)
______________________________________________________
____________________
Kata Pengantar
____________________
Singgahlah kudai, singgah ke badah kami
barandai panjang batepuk ngiring rami
Janganlah lupa ading sanak sekambangan
singgahlah jerang Nginak Antan Delapan
.........................................
Oi Antan Delapan paninggalan baghi
parinte jemu dulu nutuk kopi...
.....................................
Demikian salah satu syair yang mengambarkan tentang
keberadaan Kopi di Pagaralam Sumatra Selatan ini.
Para kawan sekalian...!
Berikut infolengkapnnya dalam iringan macam animasi
Kopi Basemah (Pagaralam) Sumatera Selatan dan Lagu
dengan judul "Antan Delapan Pagaralam".
Musik...!
_________________________________________________________
Sekilas info Kopi Basemah (Pagaralam) Sumatera Selatan
_________________________________________________________
Ngopi, tradisi yang jadi awal dari kegiatan sehari hari
penduduk Indonesia (walo ada juga yang pake minuman lain,
tapi skrg kita focus ke coffee in the morning ya,, :D ).
Nah, saat ini, kita akan ngomongin kopi dengan setting
sebuah tempat di daerah sumatera selatan, Pagaralam.
sedikit cerita, Paman saya hamper tidak pernah mau
meminum kopi yang diseduh dengan air dari dispenser
ataupun dari wadah penyimpanan air panas. Karena, rasa
dan khasiat kopi akan kurang jreng… Ia lebih suka meminum
kopi diseduh dengan air yang benar benar baru mendidih,
glek… glek… glekk..
Ya, dengan begitu, kopi akan larut dengan sempurna dan
mengelurkan aroma khas yang tajam.. ughh, jd pengen ngopi
laggee.. . ya, saya saat ini telah menjadi maniak kopi,
dari yang dulu sangat anti dengan kopi.. kopi ini
membiusku.. :D
Ya, telah menjadi tradisi di tengah masyarakat Pagaralam
sejak puluhan tahun silam. Kebanyakan masyarakat percaya,
kopi baik untuk menyegarkan badan, menambah semangat kerja,
dan bisa menahan rasa lapar.
Bahkan, bagi mereka yang telah ketagihan, minum kopi
pada pagi hari telah menjadi rutinitas yang sulit ditinggalkan.
Sebagian besar masyarakat lebih menyukai kopi hasil petikan
dari pohon yang tumbuh di Pagaralamhttp://www.pagaralam.go.id/
karena dinilai lebih enak dan berkualitas.
Untuk mendapatkan kopi yang berkualitas tinggi, diperlukan
cara pengolahan yang tepat sejak memetik buah kopi sampai
menyeduh dalam cangkir.
Para penikmat kopi memetik biji-biji kopi yang sudah tua
dan benar-benar masak, biasanya berwarna merah delima.
Biji-biji pilihan dijemur hingga kering dan diambil yang
bijinya berwarna kuning mengilap. Setelah direndam dan
dicuci, biji kopi digoreng dalam penggorengan,tanpa minyak.
Kopi yang sudah matang dihaluskan dalam tumbukan kayu,
kemudian disaring dengan ayakan sehingga didapat bubuk
yang halus.
Bubuk tanpa campuran bahan lain itu diseduh dalam air
yang mendidih sampai menghasilkan kopi yang kental.
Kopi diminum panas-panas agar terasa lebih nikmat.
Kalau salah mengolahnya, rasa kopi jadi beda. Bagi
yang sudah terbiasa mudah menilainya, hanya dengan
melihat air kopi saja.
Kelezatan kopi di daerah ini sudah lama terkenal, bahkan
sejak zaman Belanda. Selama puluhan tahun, kopi produksi
daerah itu lebih dikenal sebagai kopi Lahat.
Saat ini, Pagaralam, daerah pegunungan itu telah memisahkan
diri dari Kabupaten Lahat dan menjadi kota otonom. Akan
tetapi, orang-orang masih suka menyebutnya kopi Lahat,
padahal asalnya dari Pagaralam.
Kopi Pagaralam yang asli mudah dikenali dari aroma yang
sedap, air seduhan yang kental, dan rasanya yang gurih.
Kualitas itu menjadi istimewa karena kopi dipelihara
turun-menurun secara tradisional, ditanam di tanah yang
subur, dan tumbuh di alam pegunungan berhawa dingin.
Tanaman kopi di daerah pedalaman tumbuh subur tanpa obat-
obatan kimiawi.
Hanya saja, ketenaran kopi Pagaralam kini sedang
dipertaruhkan. Jika harga jual biji kopi yang anjlok sejak
beberapa tahun lalu terus memburuk, sejarah kopi dari
kota di kaki Gunung Dempo itu akan segera pupus.
Kenangan tentang hamparan kebun kopi yang rimbun menghijau
di lereng-lereng bukit akan tinggal menjadi cerita bagi
anak cucu nanti. Apalagi, sekarang ini banyak petani yang
terus merugi mulai membabat pohon kopi untuk diganti
tanaman lain yang lebih menjanjikan keuntungan besar.
http://besemahcoffee.blogspot.co.id/p/sejarah-kopi-besemah.html
________________
Kopi Basemah(Pagaralam)
Jenis: Kopi Robusta
Kota Pagar Alam adalah salah satu kota di provinsi Sumatera
Selatan. Kota ini memiliki luas sekitar 633,66 km² dengan
jumlah penduduk 126.181 jiwa dan memiliki kepadatan penduduk
sekitar 199 jiwa/km².
Kota ini berjarak sekitar 298 km dari kota Palembang dan
juga berjarak sekitar 60 km di sebelah barat daya
Kabupaten Lahat.
Kopi Besemah adalah salah satu kopi yang paling digemari
oleh penduduk di wilayah Sumatera Selatan, aroma dan rasanya
yang gurih meninggalkan kesan tersendiri bagi penikmatnya.
Mayoritas Kopi Besemah adalah jenis Robusta yang tumbuh
di dataran tinggi di sekitar pegunungan & perbukitan.
Yang paling terkenal dan dicari oleh penikmat kopi adalah
Kopi Besemah yang berasal dari daerah Pagaralam yang
tumbuh di perkebunan petani di sekitar lereng Gunung Dempo.
Kopi Robusta yang berasal dari Pagaralam ini sejak dulu
dikenal istimewa karena aromanya.
Wanginya sudah tercium, bahkan sebelum kopinya diseduh.
Para petani kopi setempat mengatakan bahwa kopi Pagaralam
adalah salah satu kopi favorit Ratu Yuliana pada jaman
Belanda dulu. Ratu Yuliana memang seorang pencinta kopi,
dan tak pernah melewatkan satu hari pun tanpa kopi.
Di Pagaralam, ada sebuah kebun kopi yang khusus dibuat
untuk menghasilkan biji kopi terbaik, dan hasil panennya
seluruhya dikirim ke dapur istana Sang Ratu dari Belanda
ini. Letak kebun kopi yang menjadi kebanggaan rakyat
Pagaralam ini terletak di sekitar Simpang Padang Karet.
Salah satu pengusaha kopi dengan merk Kopi Kawah Dempo,
Arman Sukardi, mengatakan, meski di Pagaralam terdapat
banyak pengusaha kopi, namun proses penggorengan
menentukan rasa dan aroma kopi yang khas.
Kopi Kawah Dempo misalnya, digoreng dengan menggunakan
kayu bakar dengan bakaran api yang selalu diawasi agar
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Ketika asap dari pembakaran sudah mulai banyak, itu
tandanya biji kopi telah masak. Hal yang harus dilakukan
adalah dengan mengecilkan api dengan menyisakan bara-nya saja.
Ini dilakukan oleh Arman Sukardi untuk menghasilkan biji
kopi dengan rasa dan aroma yang nikmat.
Memulai usaha kopi sejak tahun 70-an, pemegang merk Kopi
Kawah Dempo ini mengaku mampu menghasilkan 80 kg dalam
sehari. Hasil produksi tersebut kemudian di jual di
seluruh Pagaralam dan Palembang. Dibanderol dengan harga
jual Rp40.000/kg, Kopi Kawah Dempo kerap dijadikan sebagai
oleh-oleh khas bagi mereka yang datang mengunjungi Pagaralam.
Sebagai kopi robusta, Kopi Kawah Dempo memiliki rasa asam
dan pahit yang pas, apalagi ditambah aromanya yang khas.
Tidak salah jika ada anggapan Pagaralam merupakan salah
satu sentra penghasil kopi robusta unggulan
di Indonesia.
Meski produktif sebagai wilayah penghasil biji kopi,
nyatanya di Pagaralam masih sulit ditemukan kedai tempat
minum kopi. Hal tersebut membutuhkan perhatian masyarakat
untuk menjadikan minum kopi sebagai tradisi yang sudah
mengakar di Pagaralam. Lebih Jauh Arman Sukardi mengatakan,
dibutuhkan juga perhatian dari pemerintah untuk menggali
potensi Pagaralam sebagai wilayah penghasil kopi dengan
cara mengadakan berbagai pelatihan dan promosi gratis.
_______________
Penutup
______________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
...dan...
Selamat malam...!
Cat :
Antan Delapan Pagaralam
Kopi Tradisional Pagaralam
https://www.youtube.com/watch?v=X3m_sxYEH3s
GELIAT KOPI NEGERI BESEMAH
https://www.youtube.com/watch?v=B6dfwZyZbM0
Link Lainnya :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/02/kopi-tradisional-sipirok-rasa-pahitnya.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/10/kopi-angkola-sipirok-di-hari-kopi-se.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/11/kopi-toraja-dalam-hubungannnya-dengan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar